Kisah Cinta Kepada Buku

Saat menulis ini, aku sedang mengingat-ingat apa saja pengalaman bacaku terhadap buku THE MAN WHO LOVED BOOKS TOO MUCH. Buku yang aku ulas kali ini. Karena, cukup singkat aku menikmatinya. Sekira dua hari saja, atau bahkan tak sampai rasanya dan tau-tau sudah tamat saja. Entah angin apa yang membawaku bisa terbang jauh ke ruang imajinasi saat membaca. Padahal buku ini bukan hasil imajinasi. Buku ini kisah nyata dan maling buku itu benar-benar ada!

Jika kebanyakan maling adalah maling barang berharga seperti uang, cincin emas, dan kalung perak. Maling di buku ini lebih pintar. Benar-benar lebih cerdas dan cocok disebut maling. Dia mencuri buku-buku, dan semisal dia sengaja atau tak sengaja maling uang, tujuannya ya pasti untuk beli buku. Namun sebelum lebih lanjut dan bingung, saya jabarkan dulu buku ini seperti apa.

Ada dua tokoh utama dalam novel ini, atau, katakanlah tiga tokoh. Pertama, adalah penulis atau reporternya, yang dengan (atau tanpa) sengaja ikut andil ke dalam cerita. Dia adalah penulis buku ini, perempuan bernama Bartlett. Dari narasi yang diberikan, sepertinya dia seorang penakut (hlm 240 saat ia tidak berani memandang buku milik Gilkey di almari), sesungguhnya Bartlett pemberani. Kedua adalah tokoh agung yang porsi dalam cerita sangat banyak: Gilkey! Nama lengkapnya adalah John Charles Gilkey, seorang laki-laki licik, bodoh, narapidana (berkali-kali), ambisius, sekaligus sopan, cerdas, percaya diri, dan apapun! Terserah! Ia seorang yang sangat berbeda dari lainnya dan menjadi sebab buku ini ada. Sedangkan ketiga, Ken Sanders. Penjual buku dan detektif amatir untuk menemukan pencuri-pencuri buku. Termasuk orang yang gigih mencari siapa Gilkey sebenarnya.

Gilkey adalah orang Amerika, namun latar cerita novel ini tak hanya di sana. Ia mencuri buku hingga berpindah-pindah negara. Walaupun latar cerita biasanya hanya di penjara saja. Buku ini bercerita tentang Gilkey, tentu. Seorang lelaki yang sangat mencintai buku lebih dari apapun.  Lalu, Bartlett yang seorang jurnalis berusaha mengungkap alasan Gilkey: kenapa Gilkey mencuri banyak buku dan bahkan dipenjara berkali-kali gara-garanya dan mencuri lagi dan dipenjara lagi dan seperti itu terus… Sedangkan tokoh-tokoh lain termasuk Ken Sanders adalah orang yang membantu investigasi Bartlett.

Untuk lebih utuhnya, aku sarankan untuk membaca buku ini langsung, dan ipusnas bisa menjadi jalan “gratis” mendapatkannya. Perjalanan menegangkan Bartlett sangat asyik untuk dinikmati sendiri alih-alih dirangkumkan. Karena narasi-narasi indah tentang literasi sangat jamak dalam buku. Memperkaya kita apa saja buku-buku “bagus” yang menarik untuk dimiliki

Buatku, buku ini bagus sekali. Apalagi untuk orang yang suka dunia buku (atau ingin tahu kenapa banyak orang bisa menjadi maniak buku). Banyak sekali deskripsi yang menunjukkan “buku itu indah”. Ini bisa pembaca temukan, bahkan saat membaca prolog di paragraf pertama. Referensi judul buku bagus juga berhamburan di berbagai halaman. Sehingga akan memancing pembaca mencari-cari buku bagus lainnya.

Karena buku ini bercerita tentang seseorang yang sangat mencintai buku. Juga menunjukkan buku-buku itu bagus. Mungkin THE MAN WHO LOVED BOOKS TOO MUCH bisa juga jadi jalan masuk untuk mencintai buku-buku? Seperti halnya  The Magic Library-nya Jostein Gaarder yang membuat pembacanya menjadi lebih cinta terhadap buku? Meskipun, terlalu banyak referensi judul buku bagus di dalam buku ini. Takutnya malah bikin yang ‘mau suka baca buku’ jenuh? Entahlah.

Setelah membaca buku ini, aku sempatkan menggali-gali informasi tentang penulis, dan tokoh-tokoh di dalamnya. Persis! Ada jurnalis bernama Allison Hoover Bartlett yang instagramnya langsung aku ikuti. Ada pula Ken Sanders yang isi Instagramnya tetap jualan buku hingga sekarang (2021). Lalu terakhir, Gilkey, yang hanya aku temukan fotonya di berita dan wikipedia. Dengan pose sebagai tahanan.

Selamat membaca dan berpetualang dalam buku-buku!


Judul: THE MAN WHO LOVED BOOKS TOO MUCH

Penulis: Allison Hoover Bartlett

Penerbit: Pustaka Alvabet

Cetakan: Pertama, April 2010

Tebal: 300 halaman

ISBN: 978-979-3064-81-9

Peresensi: Khoirul Muttaqin (@bukutaqin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *