Kasih Ibu Sepanjang Masa (4)

Oleh: Wulandari

Hal yang membuat seluruh keluarga bersedih adalah saat peristiwa ibu mengalami kecelakaan, hari itu kejadiannya begitu cepat.

Sepulang dari mengantar ayah ke tempat kerjanya ibu mengendarai motor untuk pulang ke kebun, entah bagaimana ibu bisa kehilangan kendali lalu menabrak mobil angkot yang sedang berhenti. Posisi kecelakaan ada di dekat turunan sehingga membuat ibu terlempar dari motor dan terseret beberapa meter di jalan aspal. 

Semua penumpang yang tersisa langsung berhambur keluar untuk menolong ibu.

Bagian belakang mobil ringsek parah tapi tak ada korban luka dari para penumpang, sedangkan motor yang dikendarai ibu ringsek tanpa bisa diperbaiki, akhirnya satu-satunya alat transportasi untuk mencari nafkah, mengantar ayah bekerja dan mengantar kami ke sekolah tak bisa digunakan. Setidaknya mesin motor masih berfungsi dengan baik dan dibeli oleh montir kenalan ibu.

Jika dilihat dari olah TKP maka letak kesalahan ada pada ibu, karena bukan mobil yang menabrak tetapi ibulah yang menabrak mobil angkot. Beruntung pemilik mobil mau berdamai dan malah mengantar ibu ke rumah sakit untuk diperiksa, bahkan menanggung biaya obat dan stcan apakah ibu mengalami cedera tulang. 

Saat hasil stcan keluar kami bersyukur tidak ada tulang yang retak atau patah, hanya ada beberapa luka lecet saat ibu terseret di aspal. Pun bagian kepala tidak mengalami cedera padahal ibu tidak memakai helm.

Yang menyedihkan karena kecelakaan itu usaha ternak ayam potong terpaksa dihentikan, ayam-ayam yang belum siap panen dijual untuk biaya makan sehari-hari kami. Dan rumah di kebun ditinggalkan, kami tinggal di rumah kampung yang telah dibangun dari uang pesangon ayah yang tadinya didiami oleh Yuk Sep dan suaminya. 

Selama hampir dua bulan ibu tidak bisa bergerak bebas hanya bisa duduk di kursi dengan kaki diluruskan, bahkan enggan makan karena takut harus ke kesulitan ke toilet. Melihat ibu kesakitan hatiku rasanya seperti diremas, apalagi jika ibu memanggil namaku dengan lirih untuk mengambil obat balur.

Ibu tipe orang yang benci obat kimia jadi saat kecelakaan ibu memilih mengonsumsi obat herbal dari sinse, jika ibu mengeluh sakit aku akan diminta menggosokkan obat urut ke tubuh ibu yang terasa nyeri. 

Juga menyuapi makan ibu agar setelahnya bisa minum obat, tak lupa menggantikan pakaian ibu jika sudah kotor. 

Setiap aku menangis ibu akan ikut menangis, dia justru meminta aku jangan bersedih dan banyak berdoa meminta pada Allah agar ibu segera sembuh. Bagi ibu melihat anaknya bersedih ia akan merasa bersalah, merasa menjadi beban bagi anak-anaknya.


Semenjak kejadian itu ayah memutuskan merantau ke Jakarta menemui teman sekolahnya yang telah lama bekerja di Pabrik kayu. 

Sedangkan ibu, Yuk Len dan aku ditinggal di Belinyu. Ibu juga tidak bisa mengendarai motor lagi karena setelah kecelakaan itu ibu mengalami trauma. 

Meski telah dilarang oleh ayah untuk bekerja berat, ibu tipe wanita yang tidak bisa berdiam diri. Jadi dengan menggunakan uang biaya hidup ibu memulai usaha jajanan kue yang akan di jual di pasar. Sengaja mendatangi pemilik kawasan pasar untuk meminta lapak kosong dan izin berjualan di sana. 

Setiap malam sambil mengeloniku di ayunan ibu membuat kue yang akan dijual dipasar. Memalukan memang tapi saat itu aku belum bisa lepas dari ayunan, jika tidak tidur di ayunan maka aku akan rewel.

Sejak saat itu sebelum berangkat sekolah Yuk Len dan aku akan berjualan aneka macam kue atau gorengan untuk membantu ibu, uang hasil penjualan bisa untuk jajan sekolah dan biaya SPP. 

Jika mulai mendekati lebaran ibu akan membuat aneka kue kering dan basah seperti bolu dan legit pesanan orang, tak jarang jika ada acara besar seperti pemilihan umum atau acara di rumah pak Lurah ibu sering mendapat pesanan kue dalam jumlah yang banyak. 

Sejak saat itu ekonomi kami sedikit lebih baik, karena selain rezeki dari penjualan kue, ayah dan kakak nomor tiga, empat dan lima juga setiap akan bulan mengirim uang untuk kebutuhan kami.

TBC

Kisah sebelumnya: Kasih Ibu Sepanjang Masa (3)


Photo by C Joyful on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *