Flash Fisction Lisa Adhrianti: Pinjam Namamu

Bunga…

Aku izin pinjam namamu dikala pertemuanku dengan Tuhan…

Karena setiap kuterjaga yang pertama ada dalam pikiran ini adalah kamu dan wajah polos bocah perempuan yang selalu tidur memeluk disampingku.

Bunga…

Orang-orang bilang cinta itu buta…mungkin benarlah adanya. Aku seolah tidak sadarkan diri ingin menggenggammu, namun aku tahu pasti Tuhan maha membolak balikkan hati. Aku tidak pernah membayangkan berada dalam putaran posisi ini. Hatiku hanya ingin mengasihi setulus rasa yang kumiliki.

Bunga…

Aku takjub dengan prinsip-prinsipmu yang ditularkan dan terasa mampu untuk menguatkan kembali keyakinan salafi yang telah kupahami meski engkau nyatanya belum berporos terhadap keyakinan itu.

Bunga…

Aku takjub atas banyak kesamaan yang kebetulan terjadi dan segala hal yang tersambung baik dalam harmoni di memori.

Bunga…

Meski sungguh khayalanku terlalu tinggi tapi aku mengerti bahwa Tuhanku kerap memberi apa yang aku inginkan.

Bunga…aku ingat kemarin dan seperti biasanya aku temui, tampilanmu tetap teduh dan bersih…meski diri ini kerap tertahan untuk bisa lekat menatap, mendengar suara sambil menikmati getaran hati.

Bunga…

Kulitmu cemerlang dalam balutan kostum rapi polos bernuansa netral dengan gaya tenang hijab panjang menjuntai.

Aakh…Bunga…simpulanku kamu tuh memang cantik sekali!

Hey…tapi tidak perlu terbang tinggi kalau kupuji…aku hanya mengamati karena peduli. Aku bayangkan kau pasti makin putih jika padat dalam interaksi religi, tapi itu pasti akan semakin membuatku jatuh hati.

Bunga…sungguh aku berharap bisa memiliki tanpa menyakiti.

Dariku yang merindukanmu setiap hari…

“Romantis kan lirik lagu terbaruku ini?” tanya Boby kepada Roby.

“Gila! Parah loe! Keren banget!…musiknya ntar dibikin dramatis ye biar makin merona hahahah” gurau Roby.

“Tenang Men…ini lagu akan jadi best seller pasti!”

“Aamiin” sahut mereka bersama.

Boby dan Roby adalah sahabat sejak lama. Selera music mereka pun mirip pop romantis, namun Roby juga menyukai genre jazz dan pandai memainkan Saxophone.

Boby yang sehari-hari selalu banyak berkutat di studio rekaman rumahnya sangat terobsesi untuk menyelesaikan album ketiganya.

Bait-bait kata untuk lagu baru itu nyatanya adalah suara hatinya yang tidak mungkin dibaginya kepada siapapun karena sosok yang dia cintai masih menjadi kekasih sahabatnya Roby.

Bagi Boby…seorang Bunga telah menawan hatinya…namun dia pun tak kuasa mengungkapkan rasanya. Celoteh Bunga ketika menemani Roby diamatinya dan menjadi gairah hari-harinya.

Boby tidak mengerti mengapa sekian lama dia bersahabat dengan Roby namun sosok Bunga lama kelamaan merusak pikirannya. Kali ini Boby seperti harus percaya bahwa cinta itu buta. Cinta bisa hadir dimana saja, kapanpun dan kepada siapapun.

Kini dia hanya bisa meminjam nama Bunga dalam doa-doa dan khayalannya hingga berharap semesta suatu saat mengabulkan cita-citanya. Lalu bagaimana dengan Roby? Aah entahlaah…hatinya telah tertawan sangat dalam.


Photo by Ivan Jevtic on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *