Oleh: Dian Sulis Setiawati
Dulu saat kita mendengar seseorang yang kita kenal positif covid kita langsung lari terbirit-birit, begitu ibaratnya. Begitu ada tetangga, teman, kerabat bahkan saudara terinfeksi covid 19. Ada yang pura-pura tidak tahu, bahkan ada yang sengaja menjauh, yang peduli? Tentu saja ada tapi itulah yang luar biasa.
Tidak semua orang terbuka menerima kabar tentang orang terdekatnya terinfeksi virus yang mengakibatkan pandemi hampir dua tahun ini. Ya wajar sih mereka pasti takut tertular. Padahal orang yang positif covid itu butuh dukungan sekali dari kita.
Saya penyintas covid, Saya dan suami terinfeksi februari lalu. Penyakit covid itu sebenarnya selain fisik juga menyerang mental. Ketakutan dan kecemasan justru akan memperparah kelemahan fisik kita. Membayangkan isolasi mandiri itu seburuk itu, padahal jika mau menguatkan mereka yang isoman tentu akan membuat keadaan mereka jauh lebih kuat.
Saya termasuk yang bersyukur sekali, Allah mengirimkan orang-orang baik disekitarku. Saat saya dan keluarga isoman kami tak kekurangan suatu apapun. Kesedihan dan ketakutan itu menjadi hilang karena banyak sekali yang peduli pada kami. Kami semangat untuk sembuh dan menjalani isolasi mandiri bersama 3 bocil dengan suasana yang tidak seseram bayangan awal.
Hampir beberapa jam sekali, ada saja yang memanggil dan menaruh sesuatu di pagar rumah. Saya takjub, Allah Maha Baik. Makanan seperti dikirim dari langit bagaimana tidak masakan matang maupun bahan makanan mentah terus saja berdatangan. Dalam hati saya bertanya, “saya pernah berbuat baik apa Ya Allah sampai engkau kirimkan banyak kebaikan seperti ini?”.
Bukan hanya makanan, jajanan, suplemen, obat-obatan, sabun mandi, sabun cuci, pembersih ruangan seluruh kebutuhan ada yang mengirimkan. Bahkan pampers dan pembal*t ada yang kepikiran mengirimkan juga. Menangis dan tertawa jadi satu, malu mau bilang ini ujian pada kenyataannya malah rejeki yang datang dan berkah kesembuhan.
Jadi ketika sekarang saya mendengar teman, kerabat, saudara ada yang positif covid saya buru-buru melakukan hal yang sama. Walaupun yang kita kirim tak seberapa percayalah ada perasaan bagi yang sedang isoman itu, “ternyata mereka peduli, mereka tidak menjauh, mereka menyemangatiku untuk sembuh.
Ayolah, sebisa mungkin kita beri perhatian pada mereka yang saat ini terinfeksi covid 19, jangan menjauh dan mengucilkan. Covid 19 memberi hikmah kita itu saling membutuhkan. Eh siapa tahu kelak kita membutuhkan donor konvalesen mereka penyintas covid. Doa kita jangan sampai kita terinfeksi, tapi yang namanya takdir kita tidak tahu. Barangkali saudara atau kerabat kita yang membutuhkan. Saat kau bantu mereka dulu di masa sulitnya. Mereka juga pasti akan membantumu kelak. Percayalah kebaikan yang kau lakukan sesungguhnya adalah kebaikan untuk dirimu sendiri. Jika bukan orang yang kau bantu yang membalas pasti Allah kirimkan orang lain untuk membantumu.
Jadi, jangan sampai saat ada orang terdekat kita positif covid kita malah menjauh bahkan melarikan diri. Siapa tahu suatu saat kita membutuhkan plasma darah mereka.
Menebar kebaikan pada orang lain maka kau akan mendapatkan kebaikan pula untuk dirimu sendiri.
Photo by Branimir Balogović on Unsplash