Jangan Berlebihan ketika Menjadi Masa Lalu Bisa Malu

Ada saat ketika kita merasa sedih luar biasa, kita menangis sejadi-jadinya. Seolah dunia runtuh, seolah tak ada harapan, bahkan seolah kita tak ingin hidup lagi. Semua telah berakhir. Kecewa, menangis, marah dan putus asa menjadi satu.

Tentang apa? Tentang banyak hal. Tentang Cinta dan tentang cita. Cinta kepada pasangan, cinta tentang keluarga, dan cinta kepada sesama. Semua cinta itu pasti pernah membuat kita kecewa. Dan sungguh hanya cinta kepada Allah saja yang sesungguhnya sejati.

Masa lalu-masa lalu itu harus kita jadikan pelajaran, agar tak ada penyesalan. Jangan berlebihan di hari ini, karena di masa datang kita akan semyum-senyum sendiri mengingat kebodohan yang pernah kita lakukan. Kesedihan, kekecewaan, kemarahan bukan untuk kita simpan dan pendam selamanya. Tapi harus kita selesaikan agar kelak kita bisa mengambil pelajaran untuk kebaikan masa yang akan datang.

Pernah putus cinta seolah semua sudah pupus tak bermakna. Padahal itu adalah bagian dari perjalanan untuk menemukan seseorang yang lebih tepat untuk kita. Menangis? Iyalah masa enggak. Padahal jika ternyata Tuhan telah memberikan ganti jodoh terbaik kita setelah itu kita pasti malu pernah menangis bagai teriris dan seolah berakhir tragis. Itulah pentingnya kita yakin Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita. Jadi kecewa ya sewajarnya saja, sedih ya sewajarnya saja.

Berselisih dengan keluarga? Marah, kecewa. Iya pasti. Tapi jangan sampai memutus silaturahmi. Menuruti emosi sehingga kita merasa tak membutuhkan mereka lagi. Padahal ketika emosi mereda, kita pun akan menyesal, pada kata-kata  yang terlanjur terlafal. Betapa malunya kita jika ingin memperbaiki segalanya namun terlambat. Jangan berlebihan, malu!

Cita-cita yang tak dapat kau raih, jangan membuatmu seolah kau tak berguna, gagal dan terpuruk. Ada banyak hal yang bisa tergantikan, ada banyak hal yang bisa kita raih. Belum tentu yang kau inginkan itu baik bagimu,  dan harus menjadi milikmu. Kehilanganmu di masa lalu bisa jadi karena hal yang lebih baik akan menjadi milikmu.

Tentang pekerjaan pun demikian. Kehilangan suatu pekerjaan bukan berarti kau kehilangan kehidupan. Terus bergerak dan berusaha maka akan selalu ada jalan dan ada ganti yang lebih baik.

Saya pernah kehilangan pekerjaan, saat itu saya bekerja di sebuah supermarket setelah lulus dari SMK. Hanya beberapa bulan saya kehilangan pekerjaan itu padahal lagi senang dan giat-giatnya bekerja. Menangis sejadi-jadinya, jika ingat kok saya jadi malu. Padahal setelah itu siapa sangka saya yang berpikir tak bisa melanjutkan perguruan tinggi ternyata ada jalan untuk menempuh itu. Sekarang saya seorang guru dan tentu saya bersyukur sekali.

Hal-hal yang terjadi di masa lalu pada akhirnya adalah menjadi pengingat bahwa tidak semua yang kamu mau dan menurutmu baik itu harus menjadi milikmu. Syukuri setiap perjalananmu, jadikan pelajaran setiap masa lalumu untuk menjadi kebaikan di masa setelah itu. 

Dan sungguh akhirnya hal yang bisa kita petik adalah “Jangan berlebihan karena ketika itu sudah menjadi masa lalu malah membuat kita malu.”


Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *