Melangkah dan Terus Melangkah

Oleh Hendra Desdyanto

 Melangkahlah dan biarkan Tuhan yang menuntun. Karena kuyakin, jika aku mau melangkahkan kaki, mau menggerakkan tangan, serta mau menggunakan hati dan pikiran, Tuhan pasti akan menuntun dan menunjukkan jalan. 

Dalam kisah ini aku hanya berusaha untuk terus melangkah. Dimulai ketika aku tamat SMA  dipertengahan tahun 2005. Dua bulan setelahnya aku mulai melamar kerja. Singkat cerita, tak sampai menunggu waktu lama, akhirnya aku dihubungi untuk melakukan tes tulis dan wawancara. Alhamdulillah, aku diterima dan bisa mulai bekerja disalah satu supermarket di Tuban 

Aku merasa senang meskipun hanya menjadi karyawan bagian gudang. Paling tidak, aku sudah tidak merepotkan orang tua lagi. Disana setiap hari tugasku mengangkat barang datang. Tidak hanya ratusan, bahkan terkadang sampai ribuan barang yang harus kumasukkan ke dalam gudang. Selain itu tugasku juga harus mengantar barang sesuai pesanan untuk dipajang di rak perbelanjaan.  

Satu bulan berjalan dan akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang. Sesuai janji, gaji pertama akan kuberikan semua kepada ibu karena aku ingin membuat ibu bangga dan merasakan hasil kerjaku.

Tapi sayang aku hanya bekerja selama dua tahun saja. Mungkin karena aku sering izin pasca operasi pengangkatan benjolan yang ada di dada atau mungkin ada hal lain yang menjadi pertimbangan sehingga kontrakku tidak diperpanjang.

Seminggu setelah gelar pengangguran bersemayam. Aku berusaha menanggalkannya dengan melamar kerja ke Surabaya. Alhamdulillah aku diterima. 

Di sana aku harus bekerja sangat keras. Berangkat tepat jam tujuh pagi pulang sampai petang bahkan malam. Jika hari ini ke Surabaya berarti besok ke Sidoarjo. Rutinitas yang sama dari satu kota ke kota lainnya. Bahkan tak jarang  berlari untuk bisa naik kereta api jurusan Lamongan atau Bojonegoro. 

Setelah sampai ke tempat tujuan, aku mencari SPBU. Setiap orang yang telah mengisi bahan bakar kuhampiri dengan menawarkan barang. Waktu itu barang yang kutawarkan adalah telepon rumah touchscreen. Tidak setiap hari barang yang kutawarkan laku dan mendapatkan uang. Padahal sudah kuusahakan dengan segala daya upaya untuk menawarkanya. Hal ini yang menyebabkan terkadang untuk kembali ke kantor aku harus nebeng kendaraan, misalnya mobil tepak, truk, ataupun mobil box, pernah juga kehujanan saat nebeng mobil tepak. 

Di perusahaan itu aku hanya mampu  bekerja selama sebulan. Selain kerjanya yang begitu menguras tenaga, alasan lainnya adalah karena  tidak sesuai dengan hatiku. Pernah suatu ketika aku hampir dipukul sopir truk karena  merasa tertipu dengan barang yang kujual. Hal itu pula yang menjadi pertimbangan dan memutuskan untuk tidak bekerja disana lagi. Akhirnya aku kembali pulang ke Tuban dengan status pengangguran.  

Tak mau berlama-lama menganggur kuputuskan nekat membuka usaha counter pulsa.  Bermodal pinjaman uang dua juta, aku gadaikan motor satu-satunya sebagai jaminan. Masih teringat jelas dengan modal itu aku membeli etalase seharga tujuh ratus lima puluh ribu, membeli handphone bekas dua ratus ribu dan sisanya kubelikan pulsa all operator serta kartu perdana. 

Hari pertama melayani sepuluh transaksi yang kucatat di buku bergaris rapi. Hari demi hari transaksi semakin bertambah. Dari satu handphone  berkembang menjadi tiga handphone, dari pulsa all operator berkembang menjadi pulsa khusus sesuai jaringan operator.  

Dari keuntungan  yang dihasilkan kuputar lagi untuk mengembangkan usaha lain. Usaha pertama yang kutambahkan dengan mencoba jualan bensin. Pertama beli dua puluh liter lalu meningkat menjadi tiga puluh liter. Lambat laun mampu membeli enam puluh liter dan habis terjual dalam waktu seminggu. Pulsa dan bensin sudah mulai berkembang selanjutnya aku membuka rental playstation (PS). Dari rental playstation sebulan mampu mendapat keuntungan kurang lebih satu juta. 

Semua ini bukanlah tanpa kendala, hanya saja ketika aku jatuh aku berusaha berdiri dan melangkah lagi. Jadi, jangan pernah takut untuk melangkah. Nikmatilah setiap langkahmu dalam berjuang, maka kamu akan merasa bangga atas apa yang kamu hasilkan dan melangkahlah dengan penuh keyakinan, maka kamu akan sampai di tujuan yang kamu inginkan. 


Photo by Mette Køstner on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *