Mi, tahukah kamu, sedari tadi sore aku menangisi kepergianmu. Bukan, bukan karena aku tak ikhlas melepas kepergianmu. Namun karena rindu yang teramat sangat mencengkeram kami –aku dan anak-anak.
Terbayang selalu senyum manis kamu, membekas dalam-dalam. Aku sedikit kurang paham bagaimana caranya mengobati rindu yang seolah tak berujung.
Mi, tahukah kau bahwa aku juga rindu aroma wangimu. Terkadang, aku merasa kau hanya pergi sebentar. Dan nanti akan berkumpul bersama kami lagi.
Ah Mi, anak-anak sehat semua, Alhamdulillah. Hanya saja Jeje agak demam sore tadi. Kakak yang selalu rindu padamu jika malam tiba, selalu memanggil namamu perlahan.
Mi, seharus nya aku bahagia melihatmu sudah tak sakit lagi. Kini, kau sudah tenang di sana, dan tak perlu lelah-lelah lagi untuk pergi berobat.
Aku tahu kau pasti bahagia InsyaAllah, karena kau pun tersenyum saat kulepas kau saat itu. Kamu seperti tidur saja, tak meronta ronta, dan wajahmu itu, ya wajahmu teduh sekali kusaksikan.
Ah Mi, kau memang pantas mendapatkan akhir yang nikmat seperti itu. Karena sepanjang hidupmu, kau habiskan waktumu untuk membuat bahagia kepada orang-orang yang kau sayangi. Mungkin engkau terlalu baik buat kami, sehingga Allah mengajakmu ‘pulang’ lebih dulu.
Ah Mi, jika kuingat-ingat lagi semua perjalananmu berjuang menjalani sakit ini, sungguh aku dibuat malu. Kau begitu kuat, tegar dan sabar, sehingga semua proses ikhtiar kita jalani dengan lancar. Nyaris tanpa kendala berarti.
Mi, tahukah kamu, bahwa teman-temanmu juga merasa terpukul kehilanganmu, tanpa terkecuali. Siapapun yang mengenalmu dengan baik, semua mendoakanmu dan semoga Allah ijabah semuanya, Amin.
Ah Mi, aku ingat semua pesan-pesan nasihat kebaikanmu padaku, sampai-sampai aku malu berkata jujur pada diriku sendiri. Kau memang yang terbaik yang pernah Allah pertemukan untukku, jangan membicarakan kebaikanmu padaku, senyummu saja sudah membuat aku bergetar.
Mi, sudah dulu ya. Aku izin untuk shalat, dan ‘kan kukirim doa terbaik untukmu. Dan semoga Allah kabulkan ya, Mi…
Semoga doaku malam ini menjadi teman setiamu di sana, Amin.
Oleh: Sajar Widianto
Didedikasikan kepada seluruh penyintaskanker di manapun mereka berada. “Tetap semangat!”
Photo by Ben Waardenburg on Unsplash
Trimakasih banyak atas dukungannya, mari kita beri dukungan dan doakan para penyintas kanker agar tetap semangat dan kuat