Cerpen Muhammad Fadhlullohil Hakim: Aku dan Teman Hitamku

Waktu itu aku masih berumur dua tahun dan aku tidur di rumah tetanggaku yang biasa merawatku saat kecil. Suatu malam saat aku tertidur dan entah kenapa pada saat tengah malam tiba-tiba ada sesosok anak kecil hitam yang seperti seumuran denganku yang mencoba membangunkanku saat tidur. Sosok hitam kecil tersebut mengajakku bermain di depan pintu kamar dan ia meraih mobil-mobilan. Waktu itu aku diajak berteman sambil meraih tanganku untuk menyetujui pertemanan itu.

Saat aku dan teman hitamku bermain cukup lama, tiba-tiba pengasuhku menghampiriku dan langsung menggendongku dengan wajah tegang. Pengasuhku kemudian membacakan sesuatu dan melemparkan suatu serbuk ke teman hitam tersebut. Setelah itu aku jarang bertemu dengan teman hitam itu, tetapi aku malah sering ketemu anak sekecil kucing yang memakai baju doreng dan sering menggangguku saat tidur. Pengasuhku tersebut melemparkan serbuk seperti dulu dan anak baju doreng tersebut berlari di tembok dan hilang menjadi asap. 

Setelah lima belas tahun berlalu tepatnya setelah hari raya.

Aku bersantai di teras rumah pada saat sebelum isya’. Aku bersantai seorang diri di depan rumah hingga ada suatu peristiwa. Aku melihat ke arah dalam rumah dan ketika itu aku melihat di belakang tirai. Terlihat sosok hitam dan aku kira sosok tersebut adalah kakakku. Sosok hitam tersebut ku lihat terus seperti ia ingin dihampiri.

Saat aku hampiri ke tirai tersebut, sosok hitam tersebut berlari dan bunyi telapak kakinya sangat keras. Aku mencoba mengejarnya dengan kencang. Saat aku mencoba mengejar sosok hitam tersebut, aku masih merasa bahwa itu adalah saudaraku.

Sosok hitam tersebut mencoba berlari ke arah tangga loteng rumahku dan aku masih mencoba mengejar sosok hitam tersebut hingga ia memasuki kamar yang ada di loteng tersebut. Aku mencoba mencari ke sudut kamar, tetapi tidak ada orang. Aku mencoba menunggu, tetapi tidak ada gerakan sama sekali dan akhirnya aku mulai turun kembali.

Setelah turun dari loteng, aku berjalan keruang tengah dan ternyata saudaraku baru kembali dari toko. Aku mencoba berpikir bahwasannya sosok hitam tersebut adalah teman masa kecilku. Mungkin ia ingin bermain lagi denganku tetapi ia malu atau takut dengan yang telah ia alami saat aku masih kecil. 

Hingga saat ini, teman hitamku terkadang muncul hanya ingin dikejar ataupun dilihat olehku. Sekarang ia sudah besar dan kulitnya hitam pekat seperti sosok gondoruwo tetapi wajahnya tidak begitu menyeramkan.

Teman hitamku tersebut sering muncul saat aku sendiri dan merasa gelisah. Setiap orang baru yang memasuki rumahku selalu disapa dengan kejahilannya bersama teman-temannya yang lain. Teman hitamku tersebut sangat jahil. Terkadang aku ingatkan, jika dia mengganggu berlebihan ia tidak aku boleh di rumahku. Sehingga, ia kalau jahil biasanya menampakkan bayangannya atau suara. Teman hitamku tersebut saat ini tidur di loteng rumahku

Ada suatu kejadian, ada sosok tiga hitam besar yang masuk ke rumahku. Ketiga sosok tersebut mungkin tertarik dengan sahabat hitamku tersebut. Mereka besar tersebut selalu mengganggu seisi rumah. Mereka kerap memainkan air di kamar mandi sampai suara siraman airnya seperti orang yang sedang mandi dan sering mengganggu orang yang sedang tidur. Karena ketiga sosok hitam besar itu sering membuat kepanikan di dalam rumah maka teman hitamku tersebut aku suruh mengusir ketiga sosok hitam tersebut.

Begitulah kisahku dengan teman hitamku yang saat ini yang sering jahil dan senang bermain.


Photo by C MA on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *