Kebetulan saya tidak baca novel Hafalan Sholat Delisa, tapi menonton filmnya.
Cerita yang berlatar bencana Tsunami yang menerjang Aceh ini, memang memilukan. Juga meninggalkan pelajaran di sana sini.
Delisa adalah salah satu korbannya. Satu kakinya harus diamputasi. Setelah sadar usai amputasi, Delisa terkejut, salah satu kakinya tidak ada. Dia pun teringat peristiwa Tsunami, “Oh ya, kaki Delisa dibawa air,”
Dia pun melihat ke kakinya yang satu lagi, “Eh, kaki yang satu masih bisa digerakkan,”
Delisa senang sekali dengan kondisi kakinya yang satu dan masih normal itu. Dia sudah lupa dengan kaki yang telah diamputasi.
Delisa pun kembali menjalani kehidupan normalnya. Dia menonton teman-temannya bermain sepak bola. Memberi semangat kepada para pemain. Dia berteriak-teriak dengan bertumpu pada sebelah kaki dan sebuah tongkat
Bukan itu saja, secara personal, dia menemui temannya yang masih bersedih karena kehilangan keluarganya.
Andai saja banyak orang seperti Delisa.
Photo by Tim Mossholder on Unsplash