Detik Waktu
Aku tidak kenal lelah
Berjalan berirama menuju detik yang indah
Menapakkan kaki memutar ke arah kanan kita
Melewati angka satu, dua dan seterusnya
Aku melangkah terus tanpa henti
Menabung koin-koin dalam saku putih
Untuk kuberikan kepada hari,
yang penuh makna dan arti
Sekarang,
Sudah tiga ratus enam puluh lima hari
Aku berjalan dan akhirnya sampai disini
Hari di mana kambing dan sapi disembelih
Aku melangkah,
Menyerap bahagia
Dari banyak insan manusia
Di hari raya idul adha
Idul Adha
Semua muslim menyambut idul adha
Dengan raut wajah yang sumringah
Yang tak dapat dijelaskan dengan kata
Ibrahim dan ismail memberikan pembelajaran
Untuk kita agar senantiasa memlihara kesabaran
Mencintai Tuhan
Dengan segala kasih dan sayang yang tak tertandingkan
Sembelih
Ibu-ibu membawa anaknya berbondong-bondong,
Menumpahkan kebahagian untuk buah hati yang digendong
Memainkan irama langkah bersama-sama di bawah terik
Membuat gelak tawa mereka menjadi makin asik
Semua mata tertuju pada satu titik itu
Melihat kambing dan sapi dibawah langit biru
Disembelih tanpa ragu
Dengan doa yang tertampung penuh
Syahdu
Hari ini aku dilahirkan
Ku lihat kanan-kiri ternyata aku punya banyak kembaran
Mengagetkan, kembar hingga puluhan bahkan ratusan
Senada dan sewarna dalam balutan kemerah-merahan
Dari kejauhan,
Kutangkap lirik pengunjung yang berdatangan
Ramai dengan senyuman
Menyapaku dan kembaran yang ada dihadapan
Mataku terus mengamati
Ada banyak tangan pengunjung disini
Satu-persatu membawa kembaranku pergi
Dalam bedong kresek berwarna putih
Sekarang,
Ternyata giliran aku
Dibawa pengunjung kerumah baru
Dimanjakan dengan berbagai macam bumbu
Dalam piring sayur daging yang syahdu
Photo by Izuddin Helmi Adnan on Unsplash